Teknologi Realtime PCR untuk Deteksi Halal Haram Pangan Olahan dengan Biaya Ekonomis

Pinterest LinkedIn Tumblr +
image_pdfimage_print

Cibinong, Humas LIPI. Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal dari pemerintah menyatakan bahwa sertifikat halal sebagai pengakuan kehalalan suatu produk, dikeluarkan oleh badan penyelenggara jaminan produk halal berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.  Dengan adanya peraturan tersebut, maka kebutuhan deteksi kandungan halal haram menjadi tinggi. Salah satu deteksi kandungan halal haram yang sangat dibutuhkan adalah deteksi kandungan babi.

Deteksi kandungan babi sudah banyak dikembangkan, baik ditargetkan terhadap protein maupun DNA. Dibandingkan dengan protein, DNA diketahui memiliki stabilitas yang tinggi dan relatif lebih tahan terhadap pemanasan, dan terhadap tahapan pembuatan pangan olahan lainnya. Untuk pangan olahan, teknik deteksi keberadaan babi lebih banyak dilakukan menggunakan teknik PCR. Teknik PCR menggunakan DNA sebagai target pemeriksaan dan sudah dilaporkan sebagai teknik yang memiliki sensitifitas dan akurasi yang tinggi. Sayangnya, sebagian besar kit deteksi kandungan berbasis PCR masih diimpor. Hal ini menjadikan deteksi kandungan babi masih belum ekonomis. Untuk mendukung program jaminan halal pemerintah, paket sistem deteksi buatan Indonesia dengan biaya yang rendah sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, pengembangan deteksi penentuan halal haram mendesak untuk dilakukan.

Saat ini, Pusat Penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI mengembangkan penelitian tentang deteksi daging babi dalam produk pangan olahan dengan biaya yang rendah.  Dr. Eng. Desriani, M.Si., Peneliti Ahli Madya di Pusat Penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, dengan bidang kepakaran Bioteknologi Kesehatan mengatakan, ”Kami mengembangkan sistem paket deteksi daging babi berbasis PCR dan pendekatan PCR realtime yang berbiaya rendah. Pada penelitian ini kami menyediakan dan menyiapkan kontrol positif dan kontrol internal untuk meningkatkan kepercayaan terhadap hasil dan juga untuk mendukung validitas hasil. Paket deteksi yang kami kembangkan sudah divalidasi dengan melakukan pengecekan terhadap spesifisitas, sensitifitas dan uji coba terhadap matriks pangan olahan yang berbeda-beda. Tidak saja ditargetkan terhadap babi, kami juga mengembangkan paket deteksi secara simultan untuk hewan ternak lainnya yang digunakan pada pangan olahan”.

Dengan adanya teknik deteksi secara simultan ini maka akan lebih menghemat biaya, regen, cepat dan lebih efisien. Hewan yang diperiksa secara simultan bersama dengan babi diantaranya sapi, dan ayam. Teknik deteksi tersebut juga dikenal sebagai dupleks (dua target) dan tripleks (tiga target) PCR. “Pengembangan teknik deteksi ini dilakukan sehubungan dengan timbulnya kasus pemalsuan daging. Daging sapi yang memiliki harga yang cukup mahal, pada beberapa kasus yang dilaporkan di media setempat sering ditargetkan untuk dipalsukan dengan cara dicampur dengan daging babi,” jelas Desriani.

Tahapan pengembangan teknik deteksi berbasis PCR baik konvensional dan berbasis realtime PCR meliputi pemilihan primer PCR, uji spesifisitas primer, formulasi campuran primer dan temperatur PCR, dan validasi metode sebagaimana telah disebutkan diatas. “Untuk regen bahan kimia yang kami pilih dan gunakan adalah regen yang memiliki harga ekonomis tetapi dapat dibuktikan memiliki spesifisitas dan kinerja yang akurat, “tambah Desriani.

Teknik deteksi PCR yang dikembangkan yaitu dupleks dengan teknologi PCR standar, tripleks dengan teknologi PCR standar dan tripleks  dengan teknologi realtime PCR. “Formulasi yang dikembangkan dengan kontrol internal yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya senyawaan penghambat PCR yang bisa jadi berasal dari bahan pangan yang terbawa selama proses ekstraksi. Untuk memastikan integritas DNA hasil isolasi dari pangan olahan masih baik untuk dideteksi, dan untuk deteksi babi telah berhasil dikembangkan,” ungkap Desriani.

Desriani menyampaikan bahwa kelebihan menggunakan teknologi realtime PCR yaitu hasilnya yang langsung bisa dicek dan dianalisis, tidak perlu ada tambahan pekerjaan untuk proses analisis sebagaimana pada PCR standar. “Regen bahan kimia digunakan yang memiliki harga ekonomis (saat ini regen realtime PCR sudah banyak tersedia dengan harga yang rendah). Sehingga deteksi gen babi untuk aplikasi halal haram pangan olahan dengan teknologi realtime PCR  secara waktu lebih singkat dan secara biaya lebih ekonomis dibandingkan dengan metode PCR standard dan metode lainnya,” rincinya.

 “Hingga saat ini hasil kegiatan penelitian ini sudah dipublikasi di satu jurnal internasional, satu jurnal nasional, satu prosiding internasional, satu prosiding nasional. Dan sudah menghasilkan dua master thesis dan satu skripsi. Saya berharap di masa yang akan datang penelitian ini akan dapat dikembangkan dan diaplikasikan untuk end user di Indonesia, “pungkas Desriani. (IkS ed sl).

 

Share.

About Author

Leave A Reply